Anak dan Permasalahannya

1. Kejujuran
Berawal dari kejujuran, anak-anak berbohong demi mendapatkan tujuan. Tujuan....adalah sesuatu yang harus di gapai, seperti halnya orang dewasa, bayak tujuan-tujuan yang harus di gapai, contohnya Harta, keluarga yg bahagia, kekuasaan, dan akhir berpuncak pada akhirat. Anak-anak juga memiliki tujuan itu, bedanya mereka mengungkapkan dalam pola pikir yang berbeda.
contohnya : kekuasaan , mereka akan merebut ketika barang dan makanan mereka di ambil, dan ketika anak-anak melihat ada mainan temannya yang berbeda, mereka akan menangis meminta mainan, dan sebisa mungkin mereka akan melakukan hal-hal lain untuk menggapai tujuannya.
Kedisiplinan terbentuk dengan sendirinya, yaitu dengan kebiasaan, kebiasaan pola, juga kebiasaan lingkungan.
Kedisiplinan atau sukses itu harus adanya motivasi atau pendampingan.
Disiplin tidak harus dengan menegangkan juga tidak dengan bentakan.
Disiplin  dapat diartikan melahirkan akhlak
Mendidik yaitu dengan menikmati

2. Permasalahan :
Sering kali permasalahan membesar diakibatkan emosi yang tidak terkontrol, dan sebenarnya tidak ada yang salah dengan emosi, normal ketika seseorang itu emosi, Yang salah adalah ketika emosi melanda kita gagal menghentikan  perilaku anak yang buruk, dan ketika sudah gagal biasanya kebingungan, frustasi akan menimpa kita, kemudian akan timbul pemikiran/cara bagaimana agar anak tersebut dapat menurut, dan hasilnya bisa positif atau bahkan negatif, seperti terjadinya ada orang tua yang tega memukul anak bahkan membunuhnya.

3. Teori :
Fitrah, anak-anak lahir dalam kondisi fitrah (suci). Setiap manusia dilahirkan menyukai kebaikan, begitu juga dengan anak-anak walaupun sekilas kelihatan banyak tingkah-tingkah menjengkelkan dan aksi-aksi ekstrim, yang sehingga akan terlontarkan kata-kata “jangan” akan tetapi jika kita perhatikan tanpa disadari maupun disadari  lebih banyak hal positif/kebaikan yang mereka lakukan.
1. Menangis dipagi hari (bangun di pagi hari).
2. Pelit terhadap barang-barang kepunyaan mereka (menjaga barang kepuyaannya).
3. merusak/ menghabiskan uang (mereka tidak ingin menyimpan/mengkekalkan yang hari ini,mereka hanya memikirkan yang hari ini adalah hari ini,untuk esok dan lusa anak-anak tidak mengambil pusing untuk itu, hal positifnya adalah mereka tidak ditakuti akan kekurangan rahmat Allah setiap harinya).
4. berkelahi (melindungi diri)

4. Solusi  :
1. Jujur
Terapkan kejujuran, jangan rubah prinsip....dan sebagian besar yang berbohong itu adalah orang tua di bandingkan anak, dan keseringan terjadi diluar kondisi yang diharapkan. Contoh kecilnya ketika kita sudah berjanji untuk mengatakan tidak, maka katakanlah tidak, namun di satu sisi kondisi membuat orang tua melanggar perkataannya sendiri yang sehingga membuat sang anak beranggapan sepele dan bisa mengulangi perbuatan buruk kembali di lain hari.

2. Tindakkan
Nasehat adalah salah satu cara dalam memperbaiki perbuatan anak yang buruk, Di dalam nasehat memiliki unsur  kebaikan, unsur kebaikan (nasehat) ini bisa berubah menjadi suatu hal atau kondisi yang buruk jika nasehat berketerusan/berlanjut ketika kondisi yang tidak tepat.  Kondisi tidak tepat ketika sang anak sedang bermasalah, orang tua menasehati atau terus-terusan berceramah, hal tersebut dapat membuat anak jengkel, kesal, dongkol, karena kondisi emosi tidak stabil, dan jika berketerusan sang anak bisa tidak mendengarkan sama sekali, walaupun fisiknya ada di tempat. Ada kondisi yang memang nasehat itu di butuhkan yaitu ketika sang anak berbuat kebaikan maka banyaklah menasehati, karena hati dan pikirannya di buka lebar –lebar untuk mendengarkan.
-Ketika anak berbuat buruk : Buat tindakan
-Ketika anak berbuat baik : Banyak bicara
Sebelum kita membuat tindakan kita harus membuat landasan yang jelas dan konsekuensi yang jelas.
1. Landasan....bisa berupa Batasan, kapan bisa dilakukan dan kapan tidak bisa dilakukan.        kemudian kebebasan memilih dan otonomi mengelola.
2. Konsesuensi.... berupa tindakan, reaksi, aksi atau hukuman.
- Hukuman harus merugikan
- Hukuman tidak boleh berbentuk kebaikan
-Hukuman sebanding dengan perbuatan
-Hukuman tidak boleh mempermalukan
-Hukuman tidak boleh berbentuk kekerasan
-Hukuman harus dibicarakan, komonikasikan, kesepakatan
-Hukuman harus sesuai dengan tingkat usia dan perbuatan
-Hukuman adanya paksaan setelah konsekuensi disepakati

Konsekuensi ada dua jenis
1. Di cabut hak anak
2.Isolasi, penolakan, pemisahan atau hijab.
-Dikeluarkan dari rumah
-Masukkan ke kamar
-Dipojok ruangan : tidak ada hijab, ,jauh kualitas kerugiannya.
Perbedaan Positif dan Negatif sebuah tindakan
Positif                                                              Negatif
Lembut                                                            Lembek
Tegas                                                               Kasar
Marah                                                             Menyakiti
Otoritas                                                           Otoriter

3. Keakraban
Keakraban      +          Ketegasan
Keakraban tanpa ketegasan  = nunjak
Banyak kata-kata yang mematikan penasaran anak, akibatnya yang terjadi adalah anak-anak belajar harus disuruh. Contohnya anak-anak suka bertanya terus menerus, mereka sabar terus bertanya, tapi kita sebagai orang yang di tanya tidak sabar, nah itu juga bisa mematikan penasaran anak.


Takengon, 30 Januari 2014
Efrida. LF
(Guru Wali SD IT Cendekia Takengon)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SD IT Cendekia sekolahnya anak-anak juara

Tadabbur Surat Adh-Dhuha (Waktu Dhuha): Belajar Bersyukur

Program Disiplin Anak (Disiplin Bangsa Bermula dari Disiplin Keluarga)